Senin, 04 April 2011

Wawancara Mimin Kaskus, Andrew Darwis.

Di belantara situs-situs popular di Tanah Air, hiduplah Kaskus-bersama hampir tiga juta pengikut. Hampir semua pengguna internet Indonesia, terutama pria, rutin mampir ke situs ini. Mereka bertemu, berteman, berdebat, berhantam, berbaikan, dan berjual-beli dengan giat di halaman-halaman Kaskus. Dengan bangga-sebagian bahkan nyaris militant-mereka menyebut diri Kaskuser. Jumlah “suara” mereka bisa mengantar sedikitnya 30 orang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.


Untuk mempersingkat thread ini, ane langsung ke bagian wawancaranya saja dan tidak semua isi wawancara bisa ane tampilkan di sini.. Mohon maap ya agan2 skalian…




U Magazine : Pernah membayangkan Kaskus jadi sebesar ini ?
Mimin : Enggak juga. Awalnya kita bikin untuk seru-seruan, sharing info tentang Indonesia. Pada tahun 1998, sarana untuk mahasiswa Indonesia di luar negeri buat ngobrol dan meng-update berita dari Tanah Air masih terbatas.


U Magazine : Berapa ongkos awalnya ?
Mimin : Cuma tujuh dolar, untuk hosting saja. Waktu itu saya sudah bekerja di lyrics.com dan Kaskus hanya sambilan. Dan Kaskus juga sudah jalan sendiri dengan iklan dari Google Adsense. Kita engga ngapa-ngapain saja setiap bulan dapat duit sekitar US$ 1500 (sekitar Rp. 14 juta pada nilai tukar sekarang-Red). Untuk operasional hanya butuh US$400.


U Magazine : Apa rencana awal anda ketika membuat Kaskus ?
Mimin : Dari awal membuat Kaskus, tujuan kami bertiga (Andrew, Ronald, Budi, pendiri Kaskus-Red.) bukan profit. Kaskus for free dan semua boleh pakai. Semua forum kita buka dan bebas. Makanya banyak orang yang masuk ke Kaskus tidak saling kenal sebelumnya, tapi menjadi teman karena kesamaan interest.


U Magazine : Oh ya, Kaskus pernah memasang iklan judi, kan ?
Mimin : Iya, waktu saya masih di Amerika. Soalnya iklan judi paling enak dibandingkan iklan lain. Kalau iklan biasa, sekarang pasang di website, paling cepat tiga bulan kemudian baru dibayar. Kalau iklan judi, bayar di muka, baru iklan dipasang. Cocok banget dengan kami yang lagi butuh modal, ha-ha-ha…..


U Magazine : Kenapa memindahkan server Kaskus ke Indonesia pada 2008 ?
Mimin : Kami mau menata kembali Kaskus. Istilahnya Kaskus reverse. Kami punya traffic tinggi, tapi tidak punya duit. Waktu itu saya tinggal sendiri. Ronald dan Budi sudah pergi.


U Magazine : Kok pergi ?
Mimin : Selama enam tahun Kaskus tidak ada profit, siapa yang tahan ?


U Magazine : Kenapa anda bertahan ?
Mimin : Gue kan geek. Iya. Gue demen lihat di server ada 30 orang online bersama. Sekarang gue seneng melihat 27 ribu orang online bareng. Jadi apa yang gue bikin ternyata bisa sebesar ini.


U Magazine : Anda suka disebut sebagai apa ?
Mimin : Internet freak.


U Magazine : Bagaimana kalau pengusaha ? Kan, Anda baru meraih “The Best Entrepreneur of the Year 2010” ?
Mimin : Kalo jago bisnis, ya enggak. Yang jago itu si Ken (Ken dean Lawadinata, CEO Kaskus-Red.), saudara sepupu saya. Lalu ada Danny Wirianto


U Magazine : Bagaimana kalian bertiga bergabung ?
Mimin : Pada 2006, Ken ke Seattle untuk sekolah. Dia bilang “Andrew kalau mau lihat foto cewek-cewek cantik, masuk deh ke Kaskus, lagi rame banget di Indonesia.” Karena sudah di Amerika, gue enggak tahu bahwa Kaskus sudah sebesar itu. Ken kaget begitu gue bilang gue yang bikin Kaskus. Dia usul agar kami merapijab Kaskus. Pada 2008, kami balik ke Indonesia dan mulai bekerja. Dia mengurusi bisnis bersama Danny Wirianto, gue teknisnya.


U Magazine : Apa saja pembaruan Kaskus pasca-2008 ?
Mimin : Kaskus ini gede, tapi citranya jelek karena sempat ada pornografi dan iklan judi. Sebenernya, dulu itu pun hanya 15-20 persen yang porno dan SARA. Tapi, seperti biasa, yang negative-negatif justru mendapat reaksi lebih besar. Jadi kami mulai dari nol lagi, dan bertekad mengubah image. Waktu baru bergabung, Danny Tanya, “Berapa budget reposisi Kaskus ?” Kami bilang enggak ada dana, padahal maunya banyak, ha-ha-ha…..


U Magazine : Berhasilkah reposisi Kaskus ini ?
Mimin : Kami sukses rebranding ke user, tapi belum bisa rebranding ke klien. Kami pasang iklan besar dan mengundang semua brand agency dalam satu acara di Hotel Kampinski Jakarta.


U Magazine : Sukseskah ?
Mimin : Enggak, ha-ha-ha….Tiga bulan sesudah event, Kaskus tetap enggak dapat iklan.


U Magazine : Bagaimana kalian bertahan ?
Mimin : Suatu hari, Danny lihat ada gathering agen-agen iklan di Singapura. Kami berpikir, meskipun enggak dapat iklan, paling enggak bisa kenal para publisher. Jadilah kami ke Singapura. Supaya irit, kami cari hotel murah dan seluruh jadwal kami padatkan satu hari. Jadi, sambil seret-seret koper, kami bertiga jalan kaki mendatangi publisher satu per satu


U Magazine : Jalan kaki ?
Mimin : Ha-ha-ha…..Kami keringatan dan panas. Dan setiap masuk ke agency, kami langsung disembur AC kencang. Jadi, pas balik ke Indonesia, kami sakit semua. Sudah susah-susah begitu, sampai dua bulan sesudahnya, kami enggak juga dapat iklan. Baru akhirnya masuk Air Asia pada 2009.


U Magazine : Wah, sekarang iklan yang antre masuk Kaskus. Adakah iklan yang ditolak ?
Mimin : Ya, iklan partai. Ada partai yang mau pasang iklan, tapi kami tolak. Takutnya kami malah akan membunuh Kaskus kalau mulai masuk ke wilayah politik, biarpun cuma iklan.


U Magazine : Pernah bikin kumpul-kumpul akbar ?
Mimin : Pengen banget. Mungkin di Gelora Bung Karno, Senayan, pas ulang tahun Kaskus, 6 November. Massa Kaskus banyak (anggotanya lebih dari 2,7 juta orang-Red.). Ada yang bilang kami bisa bikin partai. Tapi partai Kaskus Indonesia, kalau disingkat, jadi PKI dong, ha-ha-ha…..


U Magazine : Soal lain, nih. Gimana soal teman hidup ?
Mimin : Wah, masih belum ada. Kalau gue dating ke Kampus-kampus, ada yang tahu Andrew Kaskus kebanyakan cowok. Kata Ken dan Danny, target kita sekrang adalah perbesar forum-forum untuk wanita supaya gue dapat pasangan. Selama ini gue pacaran sama server melulu.


U Magazine : Seperti apa perempuan yang Anda cari ?
Mimin : Harus Kaskuser. Kalau enggak, dia enggak ngerti dunia gue. Pacaran sebentar pasti dia marah-marah karena gue di depan komputer terus.


U Magazine : Secara fisik ?
Mimin : Memory harus banyak, hard disk mesti besar, seperti serverlah. Ha-ha-ha…..


U Magazine : Ayo dong, seriusnya gimana ?
Mimin : Seriusnya, gue suka cewek yang tinggi. Tapi yang nyamperin gue kok cowok semua, ya, ha-ha-ha…Ken, sepupu gue itu, beberapa kali berusaha menjodohkan gue ke temen-temennya, tapi enggak ada yang nyantol. Sampai dia menyerah. Pernah gue dikontak Fremantle Media, diajak ikut acara Take Me Out. Gue enggak mau kesannya gue jual murah banget.


U Magazine : Tidak pernah liburan ke luar kota ?
Mimin : Tidak bisa. Gue enggak mungkin hidup tanpa internet. Setiap mau jalan jauh, gue harus mikir ada internetnya atau enggak. Kalau pilih hotel, pertimbangan utamanya internet. Gue enggak bisa apa-apa tanpa internet. Jadi, Kaskus ini kayak kutukan buat gue, tapi kutukan yang bagus, sih.


U Magazine : Hal apa yang paling membuat anda sedih ?
Mimin : Kalau server down. Banyak yang kirim e-mail dan teriak di Twitter. Mereka teriak : “Tolong, min (Admin-Red.), cepetan naikin servernya gue enggak dapet duit hari ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar