Selasa, 05 April 2011

Cerita Cinta Nadia { Inspiration For Those Who Wanna Seek True Love }



Nadia mengeluh kepada kekasihnya, setiap kali nadia bertanya kepada tunangannya..
“kenapa sih kamu kok bisa cinta aku??” tunangannya hanya menjawabnya dengan senyuman, bukan sekali atau dua kali, namun puluhan kali nadia tetap mendapat jawaban yang sama..
suatu sore nadia tengah duduk sambil bercerita ala para wanita bersama teman temannya.

Fina,Angel, dan Aqila..
nadia iri terhadap teman-temannya, mereka selalu punya alasan mengapa tunangannya mereka memiliki alasan setiap kali ditanya “kenapa kamu cinta aku”..

Fina suka bilang, suka sama dia karena Fina orangnya cantik.

sedangkan Angel, dia cinta Angel karena Angel anaknya BAIK, ASIK, dan tentu saja cantik.

kemudian Aqila, aqila bilang.. “ suka sama aku gara2 denger aku jadi vokalis band di kampus, katanya sih suaraku bagus dan unik., dia selalu bilang.. “bersyukurnya aku, Istri BAIK, CANTIK, PINTER NYANYI LAGI…”



Sedangkan Nadia.. lagi dan lagi tidak punya jawaban.. karena tunangannya tidak pernah mengatakannya..,,
nadia kecewa.. “Beararti tunangannya tidak mencintaiku lagi” !!! nadia mengambil garis besar dari apa yang di alaminya.. mereka semua punya alasan.. sedangkan kamu enggak pernah punya… .. kekasihnya hanya diam.. dia seperti ingin mengatakan sesuatu kepada nadia.. tapi nadia tidak memberinya kesempatan.. nadia melangkah penuh rasa kesal..

Suatu hari nadia pergi keluar kota bersama teman2nya.. jalanan penuh dengan kabut tebal.. hujan turun sangat lebat.. nadia kehilangan control mobilnya.. mobil terjun bebas kedalam jurang..

Gelap..

sunyi..

hilang..

nadia tersadar dalam keadann yang berbeda, Wajahnya penuh luka gores yang dalam, bekasnya membuat nadia menjerit sejadi-jadinya..

tapi lagi-lagi nadia tidak bisa menjerit seperti biasa, lidahnya kelu… dokter masih kesulitan mengobati saraf lidah miliknya.. ada sesuatu yang salah pada lidah nadia.. ia tidak bisa menggubakannya untuk berbicara..

Belum habis kesedihannya.. saat akan melangkah nadia kesakitan.. karena kedua kakinya di Gips.. ia mengalami patah tulang parah akibat tergencet Dashbor mobilnya.. beruntung orang tuanya tidak mengijinkan dokter untuk mengamputasi kedua kaki nadia..

Nadia benar2 terpukul..

Di tempat pemulihan, nadia yang tengah duduk diatas kursi roda.. memandangi hijaunya lembah yang bergurat hebat 4 bulan sudah nadia berada disana, namun nadia belum merasakan perkembangan yang menggembirakan.. kakinya masih saja lumpuh.. lidahnya masih belum mampu berrkata sepatah-pun.
sedangkan wajahnya.. hingga hari itu, nadia enggan melihat cermin…

Suatu pagi , seorang pemuda datang, ia menghampiri nadia di tempatnya biasa duduk. karena nadia belum bisa berbicara, nadia hanya menulis ucapannya pada selembar kertas..

“Kenapa kamu kesini??

“aku kesini pengen ketemu kamu Nad..”

“kemana aja kamu selama ini?? kamu malu ya punya mantan calon istri yang Cacat??

pemuda itu tersenyum.. “aku enggak malu nad".


“kenapa kamu punya pikiran buat ketemu aku lagi, bukannya dulu aku udah marahin kamu, apalagi sekarang aku Cacat, aku Buruk dan sudah enggak bisa apa-apa lagi.. aku udah enggak berarti..” nadia menangis…

pemuda itu memandang lekat wajah nadia..

“kamu tau nad, Dulu , aku enggak bisa menjawab ketika kamu selalu bertanya , mengapa aku mencintai kamu… kalau dulu kukatakan aku mencintai kamu karena kamu pandai bernyanyi, tentu setelah keadaan kamu seperti sekarang, tidak ada alasan lagi bagiku mencintai kamu, kalau kukatan aku mencintaimu karena kamu pandai manari, masih adakah cintaku setelah kakimu tidak dapat digerakkan lagi, setidaknya sekarang??? dan kalau kukatakan karena wajahmu yang cantik dan menarik, tentu cintaku hilang setelah wajahmu cacat dan jelek..

“Jadi.. Dari dulu sampai sekarang hingga Nanti. Aku mencintaimu tanpa Alasan.. “aku mencintai apa adanya kamu”

Nadia menangis ..terharu

Cinta adalah.. Memberi… memberi… dan memberi.. cinta yang murni tidak pernah meminta, tidak pernah menuntut, ia hadir tanpa pamrih, ia penuh dengan keiklasan…
Dengan cinta hidup terasa manis.. indah dan sempurna..
ingat tidak saat masih pacaran.. pacar jerawatan dibilang sebersih embun, badan pacar gendut dibilang seksi dan menawan.. dan banyak lagi pembenaran lainnya.. tapi banyak diantaranya setelah menikah,, semua itu seperti lenyap.. kenpa?? “karena kita memiliki alasan….”

AKU MENCINTAIMU KARENA AKU TAK MEMPUNYAI SATUPUN ALASAN..
BEGITU JUGA AKU.. AKU TAK MEMILIKI SATUPUN ALASAN UNTUK MENINGGALKANMU..

JANGAN BERI AKU ALASAN UNTUK MENCINTAIMU… KARENA KELAK AKU AKAN MENINGGALKANMU DENGAN ALASAN ITU…

Belajar nama buah-buahan dari A s/d Z ala Surabaya [ngakak!!]


A: Apel !!! (*bagus...)
B: Buah Apel !!! (*pinter...)
C: Cak, iku jenenge Apel!!! (*mulai neh...)
D: Dikandani, Apel!!! (*perasaan mulai dah gak enak nih ... )
E: Eladalah, Apel tho.... (*tuh kan ape kate gw...)
F: Fruit Apel (*sok bahasa Inggris ...)
G: Gak ono maneh, Apel!!! (*bener kan... )
H: Hah!!! Apel!!! (*kacau dah...)
I: Iki jenenge Apel!!! (*wes ngerti cok...!!)
J: Jelas-jelas iku Apel!!! (*matane picek...!!!)
K: Kok ngeyel... Apel!!! (*iyo-iyo.... )
L: Liane yo Apel!!! (*liane demit... )
M: Mekso wae, Apel!!! (*wes ngerti dul...!!)
N: Ngeyel kon iku... Apel!!! (*kon iku seng ngeyel....)
O: Opo maneh??? Apel!!! ()
P: Ping piro??? tetep Apel!!! ()
Q: Qandani kok ra percoyo!!! Apel!!! (hmm...  lagi aja...)
R: Rosone yo Apel!!! (*susah ye....)
S: Samber gledeg!!! Apel!!! (*samber gledeg... mau  ane...)
T: Tetep ae, Apel!!! (* ...pendiriannya kokoh...)
U: Udelmu!!! Apel iku!!! (*kok dah sampe udel yah... )
V: Vikiren... Apel tho??? (*mulai kehabisan kosa kata dia...)
W: Wislah... nyerah ae, Apel!!! (*halah masih lanjut )
X: Xiro-xiro yo Apel rek.... (*maksaain abis...)
Y: Yo ra??? Apel!!! (*mulai lagi nih orang... )
Z: Ziancukkkk!!! Apel!!! ()

Senin, 04 April 2011

Wawancara Mimin Kaskus, Andrew Darwis.

Di belantara situs-situs popular di Tanah Air, hiduplah Kaskus-bersama hampir tiga juta pengikut. Hampir semua pengguna internet Indonesia, terutama pria, rutin mampir ke situs ini. Mereka bertemu, berteman, berdebat, berhantam, berbaikan, dan berjual-beli dengan giat di halaman-halaman Kaskus. Dengan bangga-sebagian bahkan nyaris militant-mereka menyebut diri Kaskuser. Jumlah “suara” mereka bisa mengantar sedikitnya 30 orang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.


Untuk mempersingkat thread ini, ane langsung ke bagian wawancaranya saja dan tidak semua isi wawancara bisa ane tampilkan di sini.. Mohon maap ya agan2 skalian…




U Magazine : Pernah membayangkan Kaskus jadi sebesar ini ?
Mimin : Enggak juga. Awalnya kita bikin untuk seru-seruan, sharing info tentang Indonesia. Pada tahun 1998, sarana untuk mahasiswa Indonesia di luar negeri buat ngobrol dan meng-update berita dari Tanah Air masih terbatas.


U Magazine : Berapa ongkos awalnya ?
Mimin : Cuma tujuh dolar, untuk hosting saja. Waktu itu saya sudah bekerja di lyrics.com dan Kaskus hanya sambilan. Dan Kaskus juga sudah jalan sendiri dengan iklan dari Google Adsense. Kita engga ngapa-ngapain saja setiap bulan dapat duit sekitar US$ 1500 (sekitar Rp. 14 juta pada nilai tukar sekarang-Red). Untuk operasional hanya butuh US$400.


U Magazine : Apa rencana awal anda ketika membuat Kaskus ?
Mimin : Dari awal membuat Kaskus, tujuan kami bertiga (Andrew, Ronald, Budi, pendiri Kaskus-Red.) bukan profit. Kaskus for free dan semua boleh pakai. Semua forum kita buka dan bebas. Makanya banyak orang yang masuk ke Kaskus tidak saling kenal sebelumnya, tapi menjadi teman karena kesamaan interest.


U Magazine : Oh ya, Kaskus pernah memasang iklan judi, kan ?
Mimin : Iya, waktu saya masih di Amerika. Soalnya iklan judi paling enak dibandingkan iklan lain. Kalau iklan biasa, sekarang pasang di website, paling cepat tiga bulan kemudian baru dibayar. Kalau iklan judi, bayar di muka, baru iklan dipasang. Cocok banget dengan kami yang lagi butuh modal, ha-ha-ha…..


U Magazine : Kenapa memindahkan server Kaskus ke Indonesia pada 2008 ?
Mimin : Kami mau menata kembali Kaskus. Istilahnya Kaskus reverse. Kami punya traffic tinggi, tapi tidak punya duit. Waktu itu saya tinggal sendiri. Ronald dan Budi sudah pergi.


U Magazine : Kok pergi ?
Mimin : Selama enam tahun Kaskus tidak ada profit, siapa yang tahan ?


U Magazine : Kenapa anda bertahan ?
Mimin : Gue kan geek. Iya. Gue demen lihat di server ada 30 orang online bersama. Sekarang gue seneng melihat 27 ribu orang online bareng. Jadi apa yang gue bikin ternyata bisa sebesar ini.


U Magazine : Anda suka disebut sebagai apa ?
Mimin : Internet freak.


U Magazine : Bagaimana kalau pengusaha ? Kan, Anda baru meraih “The Best Entrepreneur of the Year 2010” ?
Mimin : Kalo jago bisnis, ya enggak. Yang jago itu si Ken (Ken dean Lawadinata, CEO Kaskus-Red.), saudara sepupu saya. Lalu ada Danny Wirianto


U Magazine : Bagaimana kalian bertiga bergabung ?
Mimin : Pada 2006, Ken ke Seattle untuk sekolah. Dia bilang “Andrew kalau mau lihat foto cewek-cewek cantik, masuk deh ke Kaskus, lagi rame banget di Indonesia.” Karena sudah di Amerika, gue enggak tahu bahwa Kaskus sudah sebesar itu. Ken kaget begitu gue bilang gue yang bikin Kaskus. Dia usul agar kami merapijab Kaskus. Pada 2008, kami balik ke Indonesia dan mulai bekerja. Dia mengurusi bisnis bersama Danny Wirianto, gue teknisnya.


U Magazine : Apa saja pembaruan Kaskus pasca-2008 ?
Mimin : Kaskus ini gede, tapi citranya jelek karena sempat ada pornografi dan iklan judi. Sebenernya, dulu itu pun hanya 15-20 persen yang porno dan SARA. Tapi, seperti biasa, yang negative-negatif justru mendapat reaksi lebih besar. Jadi kami mulai dari nol lagi, dan bertekad mengubah image. Waktu baru bergabung, Danny Tanya, “Berapa budget reposisi Kaskus ?” Kami bilang enggak ada dana, padahal maunya banyak, ha-ha-ha…..


U Magazine : Berhasilkah reposisi Kaskus ini ?
Mimin : Kami sukses rebranding ke user, tapi belum bisa rebranding ke klien. Kami pasang iklan besar dan mengundang semua brand agency dalam satu acara di Hotel Kampinski Jakarta.


U Magazine : Sukseskah ?
Mimin : Enggak, ha-ha-ha….Tiga bulan sesudah event, Kaskus tetap enggak dapat iklan.


U Magazine : Bagaimana kalian bertahan ?
Mimin : Suatu hari, Danny lihat ada gathering agen-agen iklan di Singapura. Kami berpikir, meskipun enggak dapat iklan, paling enggak bisa kenal para publisher. Jadilah kami ke Singapura. Supaya irit, kami cari hotel murah dan seluruh jadwal kami padatkan satu hari. Jadi, sambil seret-seret koper, kami bertiga jalan kaki mendatangi publisher satu per satu


U Magazine : Jalan kaki ?
Mimin : Ha-ha-ha…..Kami keringatan dan panas. Dan setiap masuk ke agency, kami langsung disembur AC kencang. Jadi, pas balik ke Indonesia, kami sakit semua. Sudah susah-susah begitu, sampai dua bulan sesudahnya, kami enggak juga dapat iklan. Baru akhirnya masuk Air Asia pada 2009.


U Magazine : Wah, sekarang iklan yang antre masuk Kaskus. Adakah iklan yang ditolak ?
Mimin : Ya, iklan partai. Ada partai yang mau pasang iklan, tapi kami tolak. Takutnya kami malah akan membunuh Kaskus kalau mulai masuk ke wilayah politik, biarpun cuma iklan.


U Magazine : Pernah bikin kumpul-kumpul akbar ?
Mimin : Pengen banget. Mungkin di Gelora Bung Karno, Senayan, pas ulang tahun Kaskus, 6 November. Massa Kaskus banyak (anggotanya lebih dari 2,7 juta orang-Red.). Ada yang bilang kami bisa bikin partai. Tapi partai Kaskus Indonesia, kalau disingkat, jadi PKI dong, ha-ha-ha…..


U Magazine : Soal lain, nih. Gimana soal teman hidup ?
Mimin : Wah, masih belum ada. Kalau gue dating ke Kampus-kampus, ada yang tahu Andrew Kaskus kebanyakan cowok. Kata Ken dan Danny, target kita sekrang adalah perbesar forum-forum untuk wanita supaya gue dapat pasangan. Selama ini gue pacaran sama server melulu.


U Magazine : Seperti apa perempuan yang Anda cari ?
Mimin : Harus Kaskuser. Kalau enggak, dia enggak ngerti dunia gue. Pacaran sebentar pasti dia marah-marah karena gue di depan komputer terus.


U Magazine : Secara fisik ?
Mimin : Memory harus banyak, hard disk mesti besar, seperti serverlah. Ha-ha-ha…..


U Magazine : Ayo dong, seriusnya gimana ?
Mimin : Seriusnya, gue suka cewek yang tinggi. Tapi yang nyamperin gue kok cowok semua, ya, ha-ha-ha…Ken, sepupu gue itu, beberapa kali berusaha menjodohkan gue ke temen-temennya, tapi enggak ada yang nyantol. Sampai dia menyerah. Pernah gue dikontak Fremantle Media, diajak ikut acara Take Me Out. Gue enggak mau kesannya gue jual murah banget.


U Magazine : Tidak pernah liburan ke luar kota ?
Mimin : Tidak bisa. Gue enggak mungkin hidup tanpa internet. Setiap mau jalan jauh, gue harus mikir ada internetnya atau enggak. Kalau pilih hotel, pertimbangan utamanya internet. Gue enggak bisa apa-apa tanpa internet. Jadi, Kaskus ini kayak kutukan buat gue, tapi kutukan yang bagus, sih.


U Magazine : Hal apa yang paling membuat anda sedih ?
Mimin : Kalau server down. Banyak yang kirim e-mail dan teriak di Twitter. Mereka teriak : “Tolong, min (Admin-Red.), cepetan naikin servernya gue enggak dapet duit hari ini.”

Aku Pernah Datang & Aku Sangat pATUH

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah ’saya pernah datang dan saya sangat penurut’.Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian, dan dia rela melepaskan pengobatannya.Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12. Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah, papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, “Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan”. Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan. Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit- sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia. Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan bintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Dokter yang melihat keadaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. “Papa, saya ingin mati”. Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, “Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati?”. “Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.” Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, “Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini”. Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dia tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang. Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di email bahkan menulis, “Yu Yuan, anakku yang tercinta. Saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan, anakku tercinta.” Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya, air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung. Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, “Anak yang baik”. Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan. Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah. Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan, “Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?”. Wartawan tersebut menjawab, “Karena mereka semua adalah orang yang baik hati”. Yu Yuan kemudian berkata, “Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati”. Wartawan itu pun menjawab, “Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik”. Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.” Fu Yuan kaget sekali, membuka dan melihat surat tersebut. Ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. “Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang- orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh”. Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya. “Saya pernah datang, saya sangat patuh”, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan di pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi ke dunia lain. Di kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan “Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah………..” demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut. Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan. Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, “Aku pernah datang dan aku sangat patuh” (30 November 1996 – 22 Agustus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita leukimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian. Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. “Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata ‘Aku pernah datang dan aku sangat patuh’”. Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan dunia. Walaupun hidup serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang pengasih. Thanks for Fu Yuan….

Aku Mau Mama Kembali (The True Story From China)



Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da. Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah. “Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya.” demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya. Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit. Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari. Zhang Da menyuntik sendiri papanya.Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun,maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik. > > Aku Mau Mama Kembali << Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap. Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya. Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia.Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya…ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan…. bangkitlah! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.

Detik detik kematian Nabi Muhammad SAW



Pagi itu,
Rasulullah dengan suara terbata-bata
memberikan petuah:
“Wahai umatku, kita semua ada dalam
kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya.
Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-
Nya. Kuwariskan dua hal pada
kalian, Sunnah dan Al-Qur ’an. Barang
siapa yang mencintai Sunnahku berarti
mencintai aku, dan kelak orang-orang yang
mencintaiku, akan bersama-sama masuk
surga bersama aku, “
Khutbah singkat itu diakhiri dengan
pandangan mata Rasullah yang teduh
menatap sahabatnya satu persatu. Abu
Bakar menatap mata itu dengan
berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun
menahan nafas dan tangisnya. Ustman
menghela nafas panjang dan Ali
menundukan kepalanya dalam-dalam.
(sesuai dengan kepribadian para sahabat
Abu Bakar yg lembut hatinya, Umar yg kuat
dan pemberani, ustman yg tabah,Ali yg
cerdas …)
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba
“ Rasulullah akan meninggalkan
kita semua” desah hati semua sahabat
kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai
menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali
dan Fadhal dengan sigap
menangkap Rasulullah yang limbung saat
turun dari mimbar. Saat itu,
seluruh sahabat yang hadir di sana pasti
akan menahan detik-detik berlalu,
kalau bisa.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah
Rasulullah masih tertutup. Sedang
di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring
lemah dengan keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma
yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar
seseorang yang berseru mengucapkan
salam.
“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya
masuk ?” tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk,
“ Maafkanlah, ayahku sedang
demam” kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu. Kemudian ia
kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya
kepada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru
sekali ini aku melihatnya” tutur
Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap
putrinya itu dengan pandangan yang
menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya
seolah hendak dikenang.
“ Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. dialah
Malaikat Maut, ” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Malaikat Maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak
ikut menyertai. Kemudian dipanggillah
Jibril yang sebelumnya sudah bersiap
diatas langit untuk menyambut ruh kekasih
Allah dan Penghulu dunia ini. (sepertinya
Malaikat Jibril Tidak Sanggup melihat
Rasulullah dicabut nyawanya)
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti
dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah
dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para
malaikat telah menanti Ruhmu, semua
pintu Surga terbuka lebar menanti
kedatanganmu ” kata Jibril. Tapi itu semua
ternyata tidak membuat Rasulullah lega,
matanya masih penuh
kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar
ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril
lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib
umatku kelak?”
“Jangan Khawatir, wahai Rasulullah, aku
pernah mendengar Allah berfirman
kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa
saja, kecuali umat Muhammad telah berada
didalamnya ’” kata Jibril. (subhanallah
Beliau mencemaskan kita semua..amien)
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail
melakukan tugas. Perlahan Ruh
Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh
Rasulullah bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit Sakaratul Maut ini.”
Lirih Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril
memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga kau
palingkan wajahmu wahai Jibril?”
Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar
wahyu itu.
“Siapakah yang tega, melihat kekasih
Allah direngut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah
memekik karena sakit yang tak
tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan kepada umatku ”.
(Beliau Begitu Memikirkan
umatnya, Seharusnya bisa Saja Rasulullah
Meminta untuk dihilangkan Rasa
sakitnya karena doa Beliau sungguh
didengarkan oleh-Nya. Tetapi Beliau
lebih Mengkhawatirkan Umatnya)
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak
membisikan sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan santuni orang-
orang lemah diantaramu”
Di luar pintu, tangis mulai terdengar
bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan
diwajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah
yang mulai kebiruan.
“umatku, umatku, umatku”
dan……..
PUPUSLAH KEMBANG HIDUP MANUSIA MULIA
ITU ………
“Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-
Hamba- Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku ”


Minggu, 03 April 2011

Brilliant Story


Ada sebuah perusahaan besar di Indonesia (anda tahu Astra Internasional bukan?) yang sewaktu dulu pernah mencari karyawan (+ tahun 80-an).
Dalam tes tertulisnya, mereka hanya memberikan satu kasus untuk dijawab, yaitu:
Anda sedang mengendarai motor ditengah malam gelap gulita dan hujan lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan semuanya karena bencana banjir.
Pemerintah setempat hanya bisa memberikan bantuan 1 buah bis yang saat ini juga sedang mengangkut orang-orang ke kota terdekat. Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian Bis satu-satunya didaerah itu. Di perhentian
Bis itu Anda melihat 3 orang yang merupakan orang terakhir di daerah itu yang sedang menunggu kedatangan Bis :
- Seorang nenek tua yang sekarat,
- Seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya,
- Seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda dan akhirnya Anda temukan.
Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk dibonceng Anda, siapakah yang akan Anda ajak ?
Dan jelaskan jawaban Anda mengapa Anda melakukan itu.
Sebelum Anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan:
Seharusnya Anda menolong nenek tua itu dulu karena dia sudah sekarat. Jika tidak segera ditolong akan meninggal. Namun, kalo dipikir-pikir, orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya.
Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup kedepannya masih panjang.
Dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. Inilah saat yang tepat untuk membalas budi kepadanya.
Tapi kalo dipikir, kalo sekedar membalas budi bisa lain waktu khan.
Namun, kita tidak akan pernah tau kapan kita mendapatkan kesempatan itu lagi.
Mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka. Jika kali ini Anda lewatkan, mungkin Anda tidak akan pernah ketemu dia lagi. Dan impian Anda akan kandas selamanya.
Jadi yang mana yang Anda pilih ?
Jawab dulu sesuai naluri, nalar & kata hati anda dulu… Baru buka contekannya dibawah ini.
Kayaknya banyak dari antara anda yg akan salah menjawab nih…hehehe
———————————————————————————————————————-
Untuk direnungkan saja (ga usah serius-serius amat)
Dari sekitar 2000-an orang pelamar hanya 1 orang yang diterima bekerja di perusahaan itu. Orang tersebut
tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat:
“Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarat tersebut untuk ditolong segera. Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal disana dengan sang
idaman hati saya untuk menunggu Bis kembali menolong kami.”
Maka sang HRD yg mulai kecewa dgn hasil seleksinya (sebab byk yg gagal dan penjelasannya tidak memuaskan, egois, tidak perduli sesama dsb.) akhirnya lega sekali.
Tugasnya selesai…sudah ditemukannya sang calon karyawan tersebut. Dan diterimanyalah calon karyawan tersebut dan langsung mendapat “kualifikasi smart & brilliant employee, prospectfull career”. Anda tau nasib sang
karyawan tadi?….Dulu dia pernah menjadi seorang Menperindag Indonesia.
Ya dia adalah … “Rini …… Suwandi”…!

Moral cerita:
Terkadang…dengan rela untuk melepaskan sesuatu yang kita miliki,mengakui segala keterbatasan yang kita
miliki dan melepaskan semua keinginan kita untuk sesuatu yang lebih mulia,
kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar……dan lebih dan lebih………….

Cintai Aku Apa Adanya..



Saya memiliki suami yang seorang insinyur. Saya mencintai sifatnya yang alami dan menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang. Setelah tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus saya akui bahwa saya mulai merasa lelah. Alasan-alasan saya mencintainya dahulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan pada dirinya. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal. Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian. “Mengapa ?”, dia bertanya dengan terkejut. “Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan”. Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya ? (gumam ku di dalam hati). Dan akhirnya dia bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?”. Saya menatap matanya dalam- dalam dan menjawab dengan pelan, “Saya punya pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati, saya akan merubah pikiran saya “. Sayangku, seandainya saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung, akan tetapi kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu kamu akan mati, apakah kamu akan melakukannya untukku ?”. Dia termenung dan akhirnya berkata, “Saya akan memberikan jawabannya besok”. Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat. Disitu tertulis … “Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya”. Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya, namun saya melanjutkan untuk membacanya. ” Kamu sering mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program-program di PC dan akhirnya menangis di depan monitor karena panik, namun saya selalu memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya. Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu dan membukakan pintu untukmu ketika pulang. Kamu suka jalan- jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu. Kamu selalu pegal-pegal pada waktu “teman baikmu” datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal. Kamu senang diam di rumah dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi “aneh”. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami. Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku sambil tidur dan itu semua tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu “. ” Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari apa yang dapat aku lakukan. Namun jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak juga cukup bagimu, maka aku tidak akan bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu “. Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya. ” Sayang, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri didepan menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia “. Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku. Oh … kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

1000 Burung Kertas


Sewaktu Boy dan Girl baru pacaran, boy melipat 1000 burung kertas buat
girl, menggantungkannya di dlm kamar girl. Boy mengatakan 1000 burung
kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya.
Waktu itu…girl dan boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya
cinta mereka berdua…
Tetapi pada suatu saat, girl mulai menjauhi boy. Girl memutuskan untuk
menikah dan pergi ke Perancis…
Ke Paris…Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya
berkali2itu….Sewaktu girl mau mutusin boy, girl bilang sama boy,
kitaharus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa…..
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya…..
Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik.
Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana
kehidupan kita setelah menikah…!!

Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras…
dia pernah menjual koran…
menjadi karyawan sementara…
bisnis kecil…
setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun.
Sudah lewat beberapa tahun…
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,akhirnya dia mempunyai
sebuah perusahaan.
Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl,dia masih tidak
dapat melupakannya.
Pada suatu hari…
waktu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan
sangat pelan di depan.
Dia mengenali mereka, mereka adalah orang tua Girl….
Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil
pribadi,tetapi juga mempunyai Vila dan perusahaan sendiri,ingin mereka
tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,dia sekarang adalah
seorang Bos.
Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang
tua tsb. Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua org tua itu
memakai payung,tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercegang oleh apa yang ada di
depan matanya, itu adalah tempat pemakaman.
Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya.
Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas yang dibuatkan
Boy.
Dalam hujan burung2 kertas itu terlihat begitu hidup.
Org tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke Paris,Girl terserang
kanker, Girl pergi ke surga.
Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis,maka
dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu.
Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan
berhasil.
Girl mengatakan…kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya dan
berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi.
Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan
begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,membasahi sekujur tubuh
Boy.
Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos,mengingat
semua itu, hatinya mulai meneteskan darah…
Sewaktu Orang tua ini keluar dari pemakaman, mereka
melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.
“Hatiku tidak pernah menyesal,
semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas, 1000 ketulusan hatiku,
beterbangan di dalam angin menginginkan bintang yang lebat bertebaran di
langit…melewati sungai perak, apakah aku bisa bertemu denganmu?
Tidak takut berapapun jauhnya, hanya ingin sekarang langsung berlari
ke sampingmu.
Masa lalu seperti asap….hilang dan tak kan kembali..menambah kerinduan
di hatiku…Bagaimanapun dicari,jodoh kehidupan ini pasti tidak akan
berubah..”
(lirik langsung ditranslate dari bahasa Mandarin)
Pesan :
Kalau anda menginginkan semua orang di dunia ini menemukan jodohnya,
maka kirimkanlah artikel ini kepada semua orang. Sekarang
berusahalah…….. mengirimkan ini ke 20 orang atau lebih, maka org2 di
dunia ini akan menemukan pasangan hidupnya. Termasuk teman2
anda…kirimkan kepada mereka, mereka seperti barang berharga yang tidak
mudah ditemukan.
Mereka memberikan kita kebahagiaan, mendorong kita untuk berhasil,
mereka mendengarkan curhat kita dan share pujian mereka. Terus kirimkan
kepada teman2 anda dan semua orang yang anda kenal. Apabila artikel ini
kembali pada anda, anda akan tahu kalau anda mempunyai teman sejati….
“friendship is like a strap that contains familiarity and morality
friendship is like a bridge that must be obtained and taken care
of….friendship requires pure honesty in order to stay alive….