Untuk buaya betina, di punggungnya dibuatkan seekor buaya kecil yang dimaksudkan sebagai anaknya. Dengan ukuran beragam, mulai dari 1 meter yang barangkali merupakan ukuran asli hewan buaya asli hingga ukuran yang sekadar sebagai pemantas, sepasang “buaya” tersebut diarak rombongan mempelai pria dengan 40 keranjang–konon, ini ukuran umum secara konsensus agar “layak” secara sosial dan adat–ke tempat mempelai wanita pada hari pernikahan. Dilengkapi dengan tradisi palang pintu–semacam tradisi penyambutan pengantin berupa berbalas pantun, adu silat dan adu baca Qur’an–roti buaya jadi menu wajib kendati umumnya bahan roti pembuatnya terlalu keras dan tidak begitu enak untuk disantap. Ya, roti buaya lebih cocok sebagai roti hiasan ketimbang sebagai penganan.
Seorang kawan yang bukan orang Betawi bertanya-tanya heran kepada saya,”Kenapa orang Betawi pakai simbol buaya? Itu kan hewan simbol playboy dan petualang cinta?”
Saya masih ingat saat itu saya hanya tersenyum seraya urut dada tipis ini. Stereotipe memang kejam dan lebih kejam dari sebuah fitnah. Ia adalah pembunuhan karakter. Buaya salah satu korbannya. Dalam kenyataannya, buaya adalah hewan berperilaku monogami. Ia hanya akan kawin (bukan “nikah” lho

Ya, kesetiaan. Itu pesan khusus dari kehadiran “buaya” dalam perhelatan pernikahan adat Betawi. Tidak seperti stereotipe yang salah kaprah mengorbankan buaya justru sebagai simbol playboy dan petualang cinta. Malangnya, stereotipe tersebut juga tak luput dialamatkan kepada etnis Betawi yang katanya tukang kawin. Duh, sedihnya!
Setidaknya tidak adil buat sang hewan buaya. Namanya kadung dilekatkan dengan sang playboy dan para penjahat cinta.Mungkin para buaya asli menitikkan airmata jika tahu namanya ditahbiskan sebagai simbol kejahatan cinta itu oleh duo Ratu dengan hits-nya Buaya Darat. Apalah daya, aku hanya buaya, mungkin demikian mereka berkeluh-kesah. Tinggal saja mereka harus menunggu nasib ada lembaga advokasi hak-hak kebuayaan.
sumber : http://forum.detik.com/showthread.php?t=99204&page=3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar